Selasa, 25 Desember 2012

Kisah nya.

   Baginya, kehidupan di dunia itu sangat berat, banyak rintangan yang harus kita hadapi bersama-sama maupun sendiri. Dari awal ia mengenal dunia, perasaan ia tak pernah jauh dari rasa 'takut' karena menurutnya "apakah ia bisa bertahan di dunia ini yang dimana selalu banyak cobaan dan harus mempertanggung jawab-kan?", pikir anak itu. Ketika ia mulai bersosialisasi, dan menghadapi semua rintangan di hari-hari nya, ia cukup merasakan senang, karena menurutnya "mengenal banyak seseorang itu sangat menyenangkan, bisa saling melengkapi jika kita memiliki kekurangan". Dari saat itulah ia memulai memperbanyak teman dan ingin memiliki banyak sahabat.

   Seiring nya waktu, ia mulai merasakan bahwa dirinya tidak nyaman dengan kumpulan orang-orang yang menurutnya tidak benar, ia mulai menampakan sifat dan sikap aslinya, yang dimana sifat nya itu  adalah "cuek dan jutek", namun ia tetap ramah dan baik hati, hanya saja ia jadi lebih jarang memperhatikan seseorang di sekeliling nya, tidak seperti dulu, yang sifat care atau kepedulian nya sangat tinggi sehingga banyak orang yang menyukai nya.

   Hari demi hari, ia masih mempertahankan sikap cueknya, ia masih ingin mencoba untuk menemukan seorang teman yang benar-benar bisa nerima sikap buruj nya itu. Ia memiliki prinsip, yang dimana prinsip itu menyatakan "Jangan mau diri lo yang mencari mereka, tapi diri lo lah yang harus di cari sama mereka". Dengan prinsip seperti itulah, ia tidak mau mencari teman. Ketika tidak ada yang mencari diri nya, yaaaaa ia hanya sendiri saat keadaan apapun, beda dengan hal nya "kerja kelompok", ia masih ingin aktif untuk hal seperti itu.

   Dengan banyaknya tugas, dan tugas itu harus dikerjakan secara kelompok, dengan hati yang sedikit terpaksa, ia mencoba untuk mengulang kembali rasa sosial nya. Ia berdoa kepada Allah "Jika emang diriku mendapatkan kembali teman yang buruk bagiku tolong jauhkanlah dariku, dan lindungi lah diri hamba-Mu ini", dengan rasa "Takut" dan kekhawatiran nya, ia pun tetap semangat untuk bersosialisa kepada siapa pun. Karena "Sesungguh nya makhluk hidup yang ada di bumi ini, tidak akan mampu hidup sendiri selamanya, secuek, sejutek dirinya kita, bahkan ketidak pedulian diri kita terhadap orang lain, kita masih Sangat Membutuhkan orang lain untuk menolong diri kita".

   Yipiiii, akhirnya ia pun mendapatkan banyak teman dan beberapa sahabat, sikap dan sifat asli nya yang buruk itu mulai berkurang, teman-teman nya sangat senang bisa mengenal diri nya. Tidak lupa dari rasa trauma nya, ia tetap berhati-hati dalam berteman. Ketika ia sudah nyaman di teman nya saat itu, ia mulai lebih terbuka, dan ia pun sangat senang karena teman dan sahabat nya dapat menerima ia apa adanya.

   Waktu ke waktu, ia makin dewasa dan ia sudah dapat bisa mengenal apa itu "orang baik, orang jahat, dan mana yang benar, dan mana yang salah". sifat cuek ia juga sudah menghilang, namun tetapi tetap saja ia tidak suka kepada orang yang sok kenal atau sok perhatian terhadap nya, tapiiii beda untuk orang yang sudah saling kenal kepadanya. Dia sangat bersyukur karena doa nya terkabul, dan ia mendapatkan sahabat yang banyak dan ia pun juga banyak yang memperdulikan diri nya.

   Disaat ia mengenal lebih dalam arti dari "Persahabatan", ia malah merasakan sakit hati karena ulang sahabat nya itu sendiri, sahabat nya lebih memilih seorang pria yang ia sayangi dibandingkan dirinya seorang sahabat yang selama ini sudah mereka jalani. Ia sangat sedih kehilangan orang yang sangat ia sayangi, betapa tega nya orang itu. Namun, rasa kesedihan itu hilang ketika ia menemukan teman baru, dan ternyata teman nya itu sangat baik dan dapat menerima dirinya. Ia pun kembali senang ketika sudah mengenal teman barunya.

   Masa lalu emang harus dilupakan, ia pun membuka lembaran baru agar tidak merasakan kesedihan yang lalu. Disaat ia sudah senang, ada saja cobaan yang harus ia hadapi, ia mendapat kabar bahwa sahabat masa kecil nya meninggalkan ia untuk selamanya. Ia sangat terpukul saat mendengarkan kabar itu. Tanpa berfikir panjang, ia langsung mengganti pakaian nya dan langsung pergi kerumah sahabat kecil nya itu. Ia melihat sabahat kecilnya itu sedang tidur dengan keadaan muka yang pucat dan badan yang dingin. Ia langsung "Memeluk Erat" tubuh sahabatnya yang dingin dan kaku itu, ia terus menjerit menangis karena ia sudah kehilangan sahabat kecil nya itu untuk selamanya "SELAMANYA". Ia berusaha untuk menahan air matanya, namun tetapi ia tidak bisa untuk menahan nya, ia terus menggerak an tubuh sahabat nya itu, namun hasil nya nol, dan ia pun tetap berusaha, dan ketika ia berfikir bahwa emang itu sudah saatnya dia kembali yaaa mau di apakan lagi, takdir mengatakan lain. Ia pun berhenti menggerakan tubuh yang dingin dan kaku itu. Ia dengan ikhlas menerima kepergian sahabat nya itu, dan ia mendoakan sahabat nya tersebut.

   Selepas dari kesedihan yang mendalam, anak perempuan ini mulai bisa tertawa kembali, ia mulai berani main dengan teman-teman nya dan ia juga sudah mulai berani untuk berkenalan dengan teman yang belum ia kenal awalnya. Ia mulai menyadari bahwa di dunia ini kita harus "Berani" tidak boleh terus-terusan dengan rasa takut. Ketika ia menemukan seseorang, yang awalnya orang itu sangat baik kepadanya, ketika mereka menjalankan hubungan antar teman itu, ternyata teman nya itu memiliki sifat yang sangat "BURUK", yang dimana sifat teman nya itu "Egois" yang selalu ingin menang sendiri dan tidak mau di salahkan. Ia sangat tertekan ketika mengenal orang itu. Apa yang ia lakukan selalu di anggap salah oleh orang itu, padahal orang itu bukan siapa-siapa nya, tapi orang itu selalu mengatur dirinya, dan akhirnya mereka selalu ribut. Ia pun menceritakan kepada sahabat nya, dan sahabat itu berkata "kalau emang lo gak nyaman, ya jauhin aja sih, jangan mau temenan sama orang yang kayak gitu, emang dia siapa lo?seenaknya ngatur-ngatur diri lo". Dan akhirnya perempuan ini mengikuti saran dari sahabat nya.

   Segala sesatu yang ingin ia lakukan, pasti selalu di pertanyakan dulu kepada sahabatnya, apakah baik apakah buruk yang akan ia lakukan, semua keputusan nya ada di tangan sahabatnya. Ia juga terus berdoa kepada Allah untuk diberikan petunjuk yang benar. 

   Intinya "Jika kita berbuat baik kepada orang lain, pasti kita akan dibalas dengan kebaikan, yaa walaupun emang awalnya pahit, tapi percayalah Allah akan menunjukan segala sesuatu kepada orang yang menilai diri kita buruk itu bahwa diri kita tidak seburuk apa yang mereka pikirkan, dan untuk sahabat, seorang sahabat pasti akan mau menolong kita di saat keadaan apapun tanpa harus memberi imbalan, sahabat yang baik akan bisa menerima keadaan kita seburuk apapun itu. Jangan pernah meninggalkan orang yang udah sayang sama kalian hanya demi "Tingkat Emosi" yang tinggi dari diri kalian. Mencari sahabat itu tidak segampang mencari teman, jadi semarah-marah nya sahabat kamu kepada kalian, kalian harus bisa membuat sahabat mu itu menjadi tenang dan nyaman, jangan balik marah, karena itu hanya membuat dirinya makin ingin menjauh dari kalian.", kata perempuan itu.

   Itulah cerita dari seseorang yang gue kenal. Maaf kalau kata-katanya agak aneh, seperti itulah ia menceritakan nya, yaaa ambil sisi positifnya aja ya, bahwa sahabat itu sangat penting bagi kehidupan kalian semua>_< hehee. Sekian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar